kisah Nabi Ibrahim dan Ismail

kisah Nabi Ibrahim dan Ismail

Ibadah Qurban yaitu ibadah yang dilakukan pada hari Raya idul Adha. Berqurban dan hari raya idul adha diambil dari kisah dan sejarah Nabi Ibrahim AS dan anaknya Nabi Ismail. Al-qur’an dengan gamblang menceritakan tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang terdapat pada surat As-Shaffat ayat 99 – 113.

Nabi Ibrahim memiliki istri bernama siti Sarah. Nabi Ibrahim ingin segera memiliki anak namun tak kunjung istrinya tak kunjung hamil sehingga lama kelamaan semakin tua dan sulit untuk mengandung. Siti Sarah pun akhirnya mengizinkan Nabi Ibrahim untuk menikahi Siti Hajar yakni budak mereka, berharap dengan pernikahan tersebut Nabi Ibrahim bisa memiliki seorang anak.


Akhirnya yang ditunggu tunggu datang juga, Siti Hajar akhirnya hamil. Lalu melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Ismail. Saat Ismail lahir, Nabi Ibrahim berumur 86 tahun. Nabi Ibrahim memberikan pendidikan yang terbaik kepada Ismail sehingga menjadi anak yang soleh. Nabi Ibrahim sangat menyayangi Ismail.

Suatu ketika Nabi Ibrahim bermimpi bahwa dalam mimpinya tersebut beliau harus menyembelih putranya itu. Nabi Ibrahim termenung tentang mimpinya tersebut, apakah mimpi ini benar adanya dari Allah?. Dan ternyata Nabi Ibrahim keesokannya bermimpi yang sama yakni diharuskan menyembelih Ismail. Mimpi tersebut berulang sampai 3x. sampai akhirnya Nabi Ibrahim bermohon dan bermunajat agar mendapatkan petunjuk dari Allah SWT.
Setelah berdoa dan bermunajat, Nabi Ibrahim akhirnya memantapkan niatnya dan membenarkan mimpi tersebut bahwa mimpi itu datang dari Allah SWT. Lalu beliau dengan sangat berat hati berceritalah kepada buah hatinya yaitu Ismail tentang mimpinya. Sebagai mana tertulis dalam Al-Qur’an surat As-Saffat ayat 102 :



Artinya : Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, Ibrahim berkata : wahai anakku! Sungguh aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah bagaimana pendapatmu! (QS Assaffat : 10).

Setelah mengetahui akan cerita ayahnya, Ismail menjawab dengan sangat tegas dan penuh keikhlasan.



Artinya : Dia (Ismail ) menjawab : wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.
(QS. Assyaffat ayat 102).

Dengan penuh keharuan dan berlinang air mata, Nabi Ibrahim membawa Ismail ke Mina dan membaringkannya. Di saat penuh kesedihan itu Ismail berkata kepada ayahnya agar tetap ikhlas dan yakin terhadap apa yang telah Allah perintahkan kepadanya.

Lalu proses penyembelihan pun mulai dilakukan. Di saat pisau sudah berada pada posisi leher Ismail tiba-tiba datanglah keajaiban. Ternyata pisau yang sudah di asah dengan tajam oleh Nabi Ibrahim tak mampu memotong leher Ismail meskipun sudah beberapa kali dilakukan bahkan melukai sedikitpun tidak!

Berfirman Allah SWT  dalam surat as-syaffat ayat 104 – 108 :



Artinya : Lalu kami panggil dia : wahai Ibrahim, sungguh engkau telah membenarkan mimpi itu. Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. sungguh ini benar - benar suatu ujian yang nyata. Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang - orang yang datang kemudian. (QS. Assaffat ayat 104-108).

Posting Komentar

0 Komentar