Arti Bulan Syaban
Arti Bulan Syaban Menurut Ustadz Adi Hidayat
Dulu di zaman zahiliyah masyarakat Arab tempo dulu berusaha membentuk kelompok kelompok kecil yang menyebar ke seantero tempat di wilayah padang pasir untuk mencari sumber air.
Dan menyiapkan tempat tempat tertentu untuk menampung air sebagai persiapan
menuju bulan ke 9 yang begitu panas dan
terik, membakar, sehingga berpotensi sumur sumur air kering dan aktivitas juga
menjadi terbatas. Bulan ke 9 itulah kemudian disebut dengan Ramadhan.
Masyarakat menyebut
Ramadhan dari kata Romadho yang berarti terik, panas dan membakar. Jika kita
ingin lebih superlative lagi lebih meningkat lagi tambahkan alif dan nun di
ujungnya maka masyarakat menyebutnya Ramadhan adalah bulan yang sangat terik,
panas dan membakar.
Karena itulah sebulan
sebelumnya mereka menyebar membentuk kelompok kelompok untuk mencari air. Pada
bulan sya’ban yakni bulan yang ke 8 mereka bertugas menyebar mencari
sumber sumber air.
Arti Bulan Syaban Menurut Ustadz Adi Hidayat
Dimasa Islam nama nama
bulan dipertahankan dalam perjalanan tahun Hijriyah dari bulan almahrom sampai bulan Dzulhijjah,
bulan yang pertama sampai bulan dua belas.
Menariknya pada bulan sya’ban ke Ramadhan ada pergantian kembali , ada pelebaran makna yang dulu maknanya lebih menunjukan suasana, iklim, cuaca, panas membakar, terik luar biasa, maka secara metaforce makna itu dibawa dengan nilai nilai syari’ah, nilai nilai spiritual.
Orang orang yang saat Ramadhan ingin meningkatkan
amalnya, membangun ketaatan, meninggalkan maksiat, bertobat dia kepada Allah,
maka Ramadhan akan memberikan panas, terik, membakar dosa dosanya, menggugurkan
kesalahan kesalahannya, mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala dengan
taqorub yang sangat indah sehingga berpeluang diterima amal, diberikan kemuliaan
kemudian dan mungkin juga berpotensi wafat dalam keadaan khusnul khotimah dan
kembali menjadi hamba yang soleh.
Untuk itu perlu persiapan,
tidak semua orang sampai ke Ramadhan boleh jadi mendapatkan peningkatan taqwa, dapat
manfaat dari taubatnya dan terdorong meningkatkan ke taqwaan. Belum tentu jika
ia tidak sungguh sungguh, jika ia tidak serius. Karena itu ayat puasa ketika dihadirkan
di ayat 183 di surat Albaqoroh, di penghujungnya Allah akhiri dengan kalimat “la’allakum tattaquun” agar kalian mampu
meningkatkan taqwa.
Apakah setiap yang berpuasa mampu meningkatkan taqwa?, belum tentu jika tidak dilakukan dengan keseriusan untuk mewujudkannya.
Di antara keseriusan itu, maka citranya secara metaforce di ambil dari bulan sebelumnya yakni sya’ban bulan kedelapan pada saat banyak orang pra Islam mengumpulkan air untuk persiapan bulan kesembilan, maka air berikutnya yang kita siapkan menuju Ramadhan.
Adalah air air spiritual, yang
bukan hanya melapangkan dahaga kita, menghilangkan haus tetapi air air yang
dapat menumbuhkan nilai nilai ketaatan yang bisa menyuburkan kembali hati hati
yang kering.
Pun demikian, wahyu diturunkan kepada Rasulullah, disampaikan risalahnya kepada kita untuk menyuburkan hati hati kita yang kering sehingga muncul kemudian bunga-bunga amal soleh, buah buah kebaikan yang menggerakan ranting ranting pohon tubuh kita.
Tangan berbuat baik, lisan mengucapkan yang baik sampai keujung kaki dan
persiapan itu mesti diperbaiki, dicari sebelum Ramadhan sejak bulan sya’ban.
Kalau tidak dimulai di
bulan sya’ban tidak mudah untuk menghadapi bulan Ramadhan.
Cara yang terbaik seperti yang pernah diajarkan Nabi tersambung riwayatnya kepada sayyidah ‘Aisyah ra., kepada ummu salamah ra, dan sahabat sahabat Nabi yang lain.
Mereka mengatakan
seperti yang dikutip Imam Ahmad, Imam Abu Daud, Imam An-Nasa’I dalam kitab
kitab mereka, bahwa sejak Sya’ban Nabi seringkali terlihat banyak melakukan
ibadah Syiam.
Jadi Rasulullah
mengajarkan kepada kita beradaptasi terlebih dulu, tingkatkan amal soleh sejak
bulan Sya’ban, sehingga terkumpul bekal bekal itu siap kita manfaatkan untuk
bulan Ramadhan.
Nabi SAW pernah disebutkan bahwa Nabi puasa full sepenuhnya di bulan Sya’ban. Ada yang menafsirkan bahwa Nabi SAW berpuasa sehari puasa sehari buka.
Posting Komentar
0 Komentar