4 Sifat Nabi Muhammad SAW yang wajib kita contoh
4 Sifat Nabi Muhammad SAW yang wajib kita contoh
Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan peringatan hari
lahir Nabi Muhammad SAW. Di Negara kita yakni di
Indonesia mauled Nabi SAW dirayakan setiao tanggal 12 Rabiul Awal dalam
hitungan tahun hijriyah.
Tanggal 12 Rabiul Awal diambil dari perhitungan kalender
bulan Islam, yaitu pada hari ke-12 bulan ketiga Islalm Rabi’ul Awal.
Kata “mauled” atau milad artinya hari lahir dalam
kamus bahasa Arab. Perayaan Maulid Nabi adalah merupakan tradisi yang
berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Peringatan ini
adalah ekspresi umat islam dan kegembiraan serta penghormatan kepada Nabi
Muhammad.
Nabi Muhammad SAW
lahir dari seorang Ayah benama Abdullah dan Ibunya bernama Siti Aminah. Beliau
dilahirkan di Mekah pada tahun 570 Masehi, yaitu sebuah kota di wilayah Saudi
Arabia.
Ketika Nabi Muhammad SAW masih bayi (tradisi orang Quraisy) disusui
oleh seorang ibu bernama Halimah Sa’diyah yang dengan tulus ikhlas menyusuinya
meski ASI-nya sulit keluar. Keikhlasan inilah yang kemudian oleh Allah
Subhanahu Wata’ala dibalas dengan dijadikannya keledai milik halimah sa’diyah yang
kurus menjadi gemuk dan ASI-nya kembali lancar.
Nabi Muhammad SAW sejak kecil dikenal sebagai sosok yang
pendiam, dan ibunya telah meninggal dunia karena sakit pada tahun 576 Masehi.
Setelah Ibunya meninggal Nabi Muhammad SAW dibesarkan oleh pamannya yakni Abu
Thalib sampai ia dewasa.
Tanda-tanda kenabian Nabi Muhammad sudah telihat
semenjak beliau masih kanak-kanak dan masa remaja. Misalnya, seperti malaikat
Jibril yang membelah dada dan mencuci jantung Nabi. Saat masa remaja ketika
pergi berdagang, seorang pendeta Bahira juga melihat tanda kerasulan Muhammad.
Sebelum menjadi seorang Rasul, Nabi Muhammad telah
mendapatkan beberapa karunia istimewa dari Allah seperti wajahnya yang bersih
dan bersinar yang mengalahkan sinar bulan, tumbuh suburnya daerah tempat Halimah
(ibu yang menyusui Nabi) padahal tadinya gersang dan kering, dan lain
sebagainya. Itulah tanda-tanda kebesaran Allah yang menandakan akan datangnya
nabi yang terakhir yang memiliki kedudukan yang tertinggi nantinya.
Sebagai seorang Nabi dan Rosul, Nabi Muhammad SAW memiliki
akhlak yang sangat mulia. Mulia baik dari ucapan maupun tingkah laku
pebuatannya. hal ini tercemin dalam haditsnya yang sangat popular :
“innama bu istu li utammima makarimal akhlak”. Artinya:
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi).
Nabi Muhammad SAW memiliki 4 sifat kenabian, yaitu :
Siddik, artinya benar. Setiap ucapan dan perbuatannya adalah
benar. Dan Mustahil Nabi memiliki sifat pembohong (kidzib) atau dusta. Hal ini
sesuai dengan firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an surat An-Najm ayat 4 dan ayat
5. “dan tiadalah yang diucapkanya itu (al-Qur’an) menurut kemauan hawa
nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yan diwahyukan kepadanya”.
Amanah, memiliki arti bisa
dipecaya. Nabi SAW sangat dipecaya oleh orang-orang karena apabila
beliau diserahkan satu urusan maka akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu Nabi Muhammad diberikan gelar al-amin oleh masyarakat mekkah ketika
itu yang artinya orang yang dapat dipecaya. Dan sangat mustahil jika Nabi
Muhammad SAW memiliki sifat khianat.
Tabligh, memiliki arti yaitu menyampaikan.
Nabi Muhammad SAW selalu menyampaikan atau memberitakan kepada umatnya firman Allah subhanahu wata’ala dan tidak ada
yang beliau tutup tutupi atau disembunyikan.
Fathonah, memiliki arti yaitu Cerdas. Rosulullah SAW diberikan
kecerdasan yang luar biasa oleh Allah subhanahu wata’ala dalam menjelaskan
ayat-ayat (firman Allah subhanahu wata’ala) yang dituangkan dalam hadisnya.
Nabi SAW menerima wahyu petamanya di sebuah gua yang
bernama Gua Hira tepatnya di sebelah atas Jabal Nur, melalui perantaraan
malaikat Jibril. Surat pertama kali yang diturunkan adalah surat Al’alaq 1-4 :
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq,
1-4).
Sesudah Nabi SAW mendapatkan wahyu yang pertama, beliau kemudian
melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi. Adapun orang-orang yang menjadi
pengikut pertamanya adalah Khadijah, Abu Bakar Al-Shiddiq dan Zaid bin
Haritsah, Ummu Aiman, Ali bin Abu Thalib, dan Bilal bin Rabah.
Setelah beberapa tahun Nabi SAW melakukan dakwah secara
diam-diam, turunlah perintah Allah SWT dalam surat al-hijr ayat 94 dan
memerintahkan Nabi SAW untuk berdakwah secara terang-terangan.
Artinya: “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan
segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang
musyrik.”
Rasulullah meninggal dalam usia 63 tahun pada hari Senin di bulan Rabiul Awal.
Nabi Meninggal setelah sakit selama 12 hari.
Demikianlah kisah singkat kelahiran Nabi Muhammad SAW yang
kami rangkum dari berbagai sumber. Semoga bemanfaat.
Wassalam.
Posting Komentar
0 Komentar